Fakta telah menunjukan bahwa hampir tidak ada pekerjaan yang bisa diselesaikan oleh seorang diri tanpa bantuan atau campur tangan pihak lain. Bahkan sangat terasa bahwa seorang manusia sangat bergantung pada orang lain. Demikian pula dengan para pejabat pemerintahan, tidak akan mungkin mampu melakukan perubahan tanpa adanya bantuan atau campur tangan pihak lain (stakeholder) melalui suatu kerjasama yang baik. Dalam hal ini kesuksesan suatu tim kerja (panitia) tertentu dalam melaksanakan suatu proyek perubahan, tidak saja ditentukan oleh tim kerja yang bersangkutan, namun juga sangat pengaruhi oleh keterlibatan atau kontribusi para pihak terkait (stakeholder).
Kesuksesan seorang pemimpin perubahan dalam melakukan perubahan pada unit kerja masing-masing, tidak saja ditentukan oleh pemimpin secara individual, atau oleh tim kerja secara parsial. Namun juga sangat dipengaruhi oleh para stakeholder yang terkait dengan proyek perubahan.
Sumber daya manusia merupakan salah satu elemen paling penting agar sebuah bisnis atau perusahaan dapat berjalan dengan baik. Tanpa adanya elemen tersebut atau kualitasnya yang kurang baik, perusahaan akan sulit untuk berjalan dan beroperasi dengan semestinya meski sumber daya yang lain telah terpenuhi.
Untuk itu, diperlukan sebuah cara khusus dalam memberdayakan sumber daya manusia yang ada di perusahaan tersebut.
Upaya pemberdayaan sumber daya manusia guna meningkatkan kinerja perusahaan secara menyeluruh tersebut dikenal dengan istilah manajemen SDM. Jika diaplikasikan dengan akurat dan bijaksana, manajemen SDM mampu memaksimalkan kinerja sebuah perusahaan sehingga perkembangannya dapat berjalan lebih pesat lagi.
Sehuhungan dengan itu, maka setiap alumnus diklat pim diharapkan dapat menjadi pejabat pemerintah yang mampu mengelola para stakeholder agar dapat membangun kerjasama yang lebih berkualitas. Makin tinggi kualitas kerjasama dengan para stakeholder, maka akan semakin besar pula peluang tercapainya tujuan proyek perubahan.
Guna memudahkan terciptanya kerjasama tersebut, maka semua pihak terkait (stakeholder) perlu dikoordinir dan disenergikan oleh project leader, agar stakeholder yang bersangkutan memberikan dukungan kepada tim kerja agar dapat bekerja secara efektif guna mencapai tujuan suatu proyek perubahan. Dalam hal ini seorang pejabat pemerintah sebagai pemimpin perubahan, dalam memimpin dan memfasilitasi berbagai program dan kegiatan, perlu mengenali seluruh stakeholder dan selanjutnya mengelola para stakeholder tersebut agar memberikan kontribusi positif dalam pencapaian tujuan proyek perubahan.
Sehubungan dengan keterlibatan stakeholder dalam proyek perubahan, maka beberapa hal yang mesti dimiliki oleh seorang seorang pemimpin perubahan adalah:
- Memahami dengan baik tentang Konsep Tim Efektif.
- Mengidenfikasi dan mengenali dengan benar para stakeholder.
- Mengenali nilai, kepentingan dan sikap stakeholder.
- Melakukan analisis hubungan, dukungan, pengaruh dan kepentingan stakeholder terhadap program dan kegiatan yang dicanangkan serta memetakan posisi masing-masing stakeholder terhadap program dan kegiatan (termasuk proyek proyek perubahan).
- Mempengaruhi stakeholder dalam melaksanakan program dan kegiatan (termasuk proyek proyek perubahan).
- Membangun strategi komunikasi yang efektif untuk menyamakan persepsi dan bisa mengajak stakeholder mewujudkan tim yang efektif.
Lalu bagaimana cara membangun tim kerja yang solid dan efektif?
1. Tetapkan tujuan tim
Menetapkan tujuan dari dibentuknya sebuah tim kerja akan membantu tim Anda selalu berada di jalur yang tepat untuk melakukan upaya-upaya meraih kesuksesan. Komunikasikan tujuan dan harapan apa yang ingin Anda capai kepada tim kerja. Sehingga, mereka memahami apa yang Anda inginkan sebagai seorang pemimpin tim.
Tim efektif adalah tim yang masing-masing anggotanya mempunya visi dan misi yang selaras sehingga dapat bersinergi dalam mencapai tujuan awal.
2. Kepemimpinan
Bagian yang tak kalah penting dari sebuah tim kerja adalah pemimpin yang tegas dan bijaksana. Pemimpin disini berkewajiban untuk memastikan para anggota tim berkontribusi dengan menerapkan ketrampilan-ketrampilan yang mereka miliki sesuai dengan beban kerja masing-masing.
Dalam beberapa kasus, terkadang pemimpin tidak mutlak diperlukan. Bahkan tim yang dapat mengelola diri sendiri tanpa intervensi manajer atau pemimpin memberikan hasil yang jauh lebih baik. Ini dikarenakan, biasanya pemimpin terlalu banyak memberikan tugas kepada tim tersebut.
Namun, pada kasus yang lain pemimpin yang dipercaya oleh anggota tim akan memberikan stimulasi positif bagi hasil kinerja tim daripada tim tanpa leader.
Oleh karena itu, perlunya pemimpin membentuk kepercayaan pada anggota tim serta menularkan suasana positif yang dimilikinya melalui kejujuran dan transparansi. Sehingga, tim masih dapat berjalan efektif meskipun saat pemimpin berada di tempat kerja maupun tidak.
3. Rancangan Pekerjaan
Buatlah rancangan pekerjaan atau misi apa saja yang harus dilakukan oleh setiap anggota tim kerja untuk mencapai visi tim. Desain pekerjaan dapat berupa rincian tugas dan pembagiannya, memberikan skala prioritas, serta timeline.
4. Kolaborasi
Tim tanpa kolaborasi mungkin bisa dikatakan nothing. Bagaimana Anda menginginkan sebuah tim solid dan efektif tanpa ada kerjasama?
Kolaborasi memungkinkan sharing skills antara anggota tim dengan memberikan kontribusi yang berbeda-beda dari setiap anggota tim pada pekerjaan. Sehingga, setiap anggota tim saling melengkapi dalam menyelesaikan misi. Bekerjasama memungkinkan pekerjaan selsesai dengan efektif, tepat waktu daripada bekerja secara individu.
Untuk membentuk kolaborasi yang baik sangat berkaitan erat dengan faktor-faktor lain yang saya sebutkan pada artikel ini. Yaitu anggota tim mengerti tanggung jawab masing-masing, pemimpin yang selalu men-support dan memberikan feedback, serta hubungan antar anggota tim berjalan baik.
Maka, secara tidak langsung kolaborasi antar anggota tim akan tercipta.
![]()
Membangun hubungan kepada anggota tim.
Untuk membangun sebuah hubungan, maka pertama kali Anda harus mengetahui karakteristik mereka. Apa saja keahlian, ketrampilan, kelemahan serta hal apa yang membuat mereka termotivasi.
Hal ini membantu Anda untuk mengerti apa kebutuhan mereka. Anda akan lebih mudah merancang dan memetakan pekerjaan anggota tim.
Alih-alih memberikan seabrek tugas kepada tim, berikanlah suatu proyek yang memacu mereka untuk memunculkan solusi atas masalah mereka sendiri. Jika diperlukan tawarkanlah bantuan dan bertindaklah sebagai mediator.
Membangun hubungan antar karyawan
Berikan kebebasan kepada para anggota tim untuk bekerja sama dengan teknik mereka sendiri. Komunikasi yang terjalin di antara anggota tim akan lebih membuka pikiran mereka bagaimana rekan satu tim mereka bekerja serta karakteristiknya.
Tugas Anda adalah memeriksa kerjasama tersebut dan pikirkanlah strategi untuk meningkatkan komunikasi, kepercayaan, serta kerjasama. Degan begitu produktivitas tim Anda akan meningkat.
5. KOMITMEN
Komitmen bila Anda telusuri terbagi menjadi tiga yaitu komitmen afektif, normatif dan continuance.
Beberapa orang berkomitmen dengan beberapa alasan di atas. Lalu yang menjadi kunci adalah bagaimana Anda dapat menghadirkan komitmen tersebut pada sebuah tim yang Anda pimpin. Anda dapat memancing terbentuknya komitmen tersebut dengan keterlibatan kerja, keuntungan-keuntungan apa yang anggota tim dapatkan jika dapat mencapai visi tim, membentuk hubungan yang baik antar anggota.
Pastikan Anda mengkomunikasikan ekspektasi Anda kepada tim dan mereka sependapat dengan Anda.
6. Penghargaan
Berikanlah penghargaan atas usaha keras, ide, dan kreativitas tim yang telah dituangkan pada pekerjaan. Meskipun terkadang anggota tim tidak meminta, namun pujian tulus dari atasan atau pimpinan secara emosional akan memberikan semangat dan dorongan untuk lebih berkembang.
Insentif berupa uang mungkin juga diperlukan. Motivasi berupa reward atas kinerja bisa menjadi salah satu yang sepertinya sepele namun berdampak besar untuk membangun tim kerja ( team building ) yang lebih solid dan efektif.
Penting juga memberikan dua reward baik penghargaan untuk tim maupun individu.
7. Pengendalian
Rapat bisa menjadi alternatif pemimpin untuk mengendalikan apakah tim sudah melakukan pekerjaannya selaras dengan visi. Anda juga dapat menanyakan seberapa jauh progress yang telah dihasilkan. Apakah ada kendala dan hambatan saat menjalankan setiap tugas? Apakah ada konflik yang perlu diselesaikan dan dimusyawarahkan?
Kontrol sangat penting dilakukan mengingat terkadang tim mungkin akan kehilangan arah saat mengerjakan tugas yang bagi mereka terlalu kompleks. Menyatukan, menyadarkan dan mengembalikan mereka ke misi yang seharusnya. Pengendalian membantu kita untuk memastikan bahwa para anggota tim melaksanakan tanggung jawabnya dengan benar.
8. Fasilitas yang Memadai
Membangun sebuah tim atau team building berarti Anda menyetujui bahwa setiap usaha yang dilakukan tim akan didukung oleh manajemen. Manajemen harus memastikan terpenuhinya kebutuhan akan fasilitas-fasilitas seperti alat, perlengkapan, termasuk dana. Bila dukungan akan fasilitas tersebut terkendala, maka hal itu akan menghambat kinerja tim.
9. Tim Virtual
Tidak ada salahnya membangun tim virtual jika memang dibutuhkan. Yang dimaksud tim virtual disini adalah tim yang dibangun sebagai solusi hubungan jarak jauh melalui komunikasi online.
Banyak perusahaan di Eropa dan multinasional menerapkan tim virtual. Sudah barang tentu alasannya adalah keterbatasan tempat dan waktu. Perusahaan multinasional dengan cabang di berbagai negara mengalami masalah kurangnya kolaborasi, kordinasi, dan komunikasi pada satu waktu dan tempat yang sama.
![]()